BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Diuretik
adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah
diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan
jumlah pengeluaran zat-zat terlarut dalam air.
Fungsi
utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem yang berarti
mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan
ekstrasel menjadi normal.Proses diuresis dimulai dengan mengalirnya
darah ke dalam glomeruli (gumpalan kapiler) yang terletak di bagian
luar ginjal (cortex). Dinding glomeruli inilah yang bekerja sebagai
saringan halus yang secara pasif dapat dilintasi air, garam dan
glukosa. Ultrafiltrat yang diperoleh dari filtrasi dan mengandung
banyak air serta elektrolit ditampung di wadah, yang mengelilingi
setiap glomerulus seperti corong (kapsul Bowman) dan kemudian
disalurkan ke pipa kecil. Di sini terjadi penarikan kembali secara
aktif dari air dan komponen yang sangat penting bagi tubuh, seperti
glukosa dan garam-garam antara lain ion Na+.
Zat-zat ini dikembalikan pada darah melalui kapiler yang mengelilingi
tubuli, sisanya yang tak berguna seperti ”sampah” perombakan
metabolisme-protein (ureum) untuk sebagian besar tidak diserap
kembali.
Penggunaan
hewan percobaan dalam penelitian ilmiah dibidang kedokteran/biomedis
telah berjalan puluhan tahun yang lalu. Hewan yang digunakan biasanya
disebut hewan laboratorium (hewan coba) diantaranya yaitu kelinci,
mencit, marmut dan kera. Dengan adanya pengujian ini maka akan
memudahkan para ilmuwan dan peneliti khususnya dalam bidang farmasi,
untuk menganalisis suatu senyawa obat yang akan digunakan oleh
manusia.
Seperti yang dilakukan dalam percobaan ini, yaitu dengan menggunakan
obata-obat diuretik sehingga dapat diamati perbandingan efektifitas
atau daya kerja obat-obat diuretik tersebut terhadap hewan coba
kelinci.
1.2.
Maksud dan Tujuan
Adapun
maksud dan tujuan dari percobaan ini adalah:
- Untuk mengetahui efek diuretik dari beberapa golongan obat (Hidroklortiazid, Spironolakton, Furosemid dan Farsix ).
- Untuk mengetahui perbandingan efektifitas atau daya kerja obat diuretik terhadap hewan uji kelinci ( Oryctolagus cuniculus).
BAB
II
LANDASAN
TEORI
II.1
Teori Tentang Diuretik
Diuretik
adalah
obat
yang
dapat
menambah
kecepatan
pembentukan
urin.
Istilah diuresis mempunyai
dua
pengertian,
pertama
menunjukkan
adanya
penambahan
volume urin yang diproduksidan yang kedua
menujjukan
jumlh
pengeluaran
(kehilangan) zat-zat
terlarut
dalam
air.Fungsi
utama
diuretic
adalah
untuk
memobilisasi
cairan
edema, yang berarti
mengubah
keseimbangan
cairan
sedemikian
rupa
sehingga
volume
cairan
ekstra
sel
kembal
imenjadi
normal (Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2007).
Golongan
obat diuretik yang umum diresepkan contohnya HCT
(hydrochlorothiazide) dan Spironolakton. Efek samping dari penggunaan
jangka panjang bisa berupa hipokalemi (kadar kalium rendah dalam
darah), dan hiperurisemia (kadar asam urat meningkat dalam darah)
Penggunaan diuretik harus dihindari pada pasien tekanan darah tinggi
disertai kencing manis (diabetes) atau pada penderita kolesterol.
(Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2007).
Diuretik
dapat dibagi menjadi 5 golongan yaitu :
1.
Inhibitor karbonik anhidrase (asetazolamid).
2.
Loop diuretik (furosemid, asetakrinat, torsemid, bumetanid)
3.
Tiazid (klorotiazid, hidroklorotiazid, klortalidon)
4.
Hemat kalium (amilorid, spironolakton, triamteren)
5.
Osmotik (manitol, urea)
1.
Inhibitor Karbonik Anhidrase
Karbonik
anhidrase adalah enzim yang mengkatalis reaksi CO2 +H2O H2CO3.Enzim
ini terdapat antara lain dalam sel korteks renalis, pankreas, mukosa
lambung, mata,eritrosit dan SSP, tetapi tidak terdapat dalam
plasma.Inhibitor karbonik anhidrase adalah obat yang digunakan untuk
menurunkan tekananintraokular pada glaukoma dengan membatasi produksi
humor aqueus, bukan sebagaidiuretik (misalnya, asetazolamid). Obat
ini bekerja pada tubulus proksimal (nefron) denganmencegah reabsorpsi
bikarbonat (hidrogen karbonat), natrium, kalium, dan air semua zat
inimeningkatkan produksi urine.Yang termasuk golongan diuretik ini
adalah asetazolamid, diklorofenamid dan meatzolamid.
2.
Loop Diuretik
Termasuk
dalam kelompok ini adalah asam etakrinat, furosemid dan
bumetanid.Asam etakrinat termasuk diuretik yang dapat diberikan
secara oral maupun parenteral dengan hasil yang memuaskan. Furosemid
atau asam 4-kloro-N-furfuril-5-sulfomail antranilat masihtergolong
derivat sulfonamid. Diuretik loop bekerja dengan mencegah reabsorpsi
natrium, klorida, dan kalium pada segmentebal ujung asenden ansa
Henle (nefron) melalui inhibisi pembawa klorida. Obat ini
termasukasam etakrinat, furosemid dan bumetanid, dan digunakan untuk
pengobatan hipertensi, edema,serta oliguria yang disebabkan oleh
gagal ginjal. Pengobatan bersamaan dengan kaliumdiperlukan selama
menggunakan obat ini.
3.
Tiazid
Senyawa
tiazid menunjukkan kurva dosis yang sejajar dan daya klouretik
maksimal yang sebanding. Merupakan Obat diuretik yang paling banyak
digunakan. Diuretik tiazid, seperti bendroflumetiazid, bekerja pada
bagian awal tubulus distal (nefron). Obat ini menurunkan reabsorpsi
natrium dan klorida, yang meningkatkan ekskresi air, natrium, dan
klorida. Selain itu, kalium hilang dan kalsium ditahan. Obat ini
digunakan dalam pengobatan hipertensi,gagal jantung ringan, edema,
dan pada diabetes insipidus nefrogenik.
4.
Hemat kalium
Diuretik
yang mempertahankan kalium menyebabkan diuresis tanpa kehilangan
kaliumdalam urine. (Dr.Sadeli Ilyas,2001)
II.2
Teori Tentang Kelinci
Kelinci
adalah hewan mamalia dari famili Leporidae, yang dapat ditemukan
dibanyak bagian bumi. Dulunya, hewan ini adalah hewan liar yang hidup
di Afrika hingga kedaratan Eropa. Pada perkembangannya, tahun 1912,
kelinci diklasifikasikan dalam ordo Lagomorpha. Ordo ini dibedakan
menjadi dua famili, yakni Ochtonidae (jenis pika yang pandai bersiul)
dan Liporidae (termasuk didalamnya jenis kelinci dan terwelu). Asal
kata kelinci berasal dari bahasa Belanda yaitu
konijntje
yang berarti “anak kelinci”.
Secara
umum, kelinci terbagi menjadi dua jenis. Pertama, kelinci bebas.
Kedua, kelinci peliharaan. Yang termasuk dalam kategori kelinci bebas
adalah terwelu (Lepus curpaeums) dan kelinci liar (Oryctolagus
cuniculus).
Menurut rasnya, kelinci terbagi menjadi beberapa jenis, diantara
Angora, Lyon, American Chinchilla, Dutch, English Spot, Himalaya dan
lain-lain. Khusus Lyon sebenarnya adalah hasil dari persilangan luar
antara Angora dengan ras lainnya.
- Morfologi Kelinci
Gambar
1. Morfologi luar kelinci (Lepus nigricollis)
Tubuh
kelinci (Lepus nigricollis) dibagi menjadi empat bagian yaitu caput
(kepala), Cervix (leher), Trunchus, (Badan) dan Cauda (ekor). Pada
caput terdapat rima oris (rongga mulut), vibrisae, nares, organo
visus dan telinga yang panjang. Tubuh bagian luar kelinci (Lepus
nigricollis) dilapisi oleh kulit dan ditumbuhi oleh banyak rambut.
Bangun hidung silindris. Mempunyai gigi seriyang digunakan untuk
memotong-motong makanan sebelum makanan ditelan. Mempunyai daun
telinga yang panjang dan menghadap ke depan. Kaki berjumlah dua
pasang, kaki bagian depan lebih pendek dari pada bagian belakang
(Rictche,1983)
Pada
bagian kepala (caput) telah diketahui mata dan telinga yang lebar.
Mata yang besar terletak di bagian samping darki kepala. kelopak mata
ada dua macam yaitu : palpebru interior ( tim dosen anatomi hewan
1991). Selain itu juga pada kepala (caput) terdapat rongga mulut (
rima oris) yang terdapat pada dua bibir yaitu (bibir atas dan bibir
bawah). Lubang hidung terletak dimoncong. Vibrissae berupa
rambut-rambut kaku yang berfungsi untuk mendeteksi makanan waktu
didalam tanah. Lingua dilapisi oleh mucosa, penuh dengan
tonjolan-tonjolan kecil yang mengandung gerombolan sel syaraf atau
intra perasa yang berhubungan dengan ujung-ujung syaraf (tim dosen
anatomi hewan 1991).
Pada
bagian leher (cervix) kelinci (lepus nigricollis) ini merupakan
bagian penghubung antara kepala dan badan. Sedangkan pada bagian
badan (Truncus) terdapat thorax, abdomen, dorsum,glatea, pineum, dan
glandula mamae (Kastawi, 1992). Pada bagian ekornya (Cauda) tampak
lebih pendek karena sebagian besar tersembunyi dibalik perutnya yang
berambutrambut tebal (Oliver, 1984).
- Klasifikasi Ilmiah (Hustamin,, 2006)
Sistem
taksonomi dan binomial atau penanaman ilmiah pada binatang kelinci:
Kingdom
: Animalia
Filum :
Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Class :
Mamalia
Subclass :
Ieporinae
Ordo :
Iagomorpha
Familia :
Iaporidae
Genus :
Orytolagus
Spesies :
Oryctolagus
cuniculus
Karasteristik (Kamal Akhi. 2012)
- Masa hidup : 5 - 10 tahun
- Masa produksi : 1 - 3 tahun
- Masa bunting : 28-35 hari (rata-rata 29 - 31 hari)
- Masa penyapihan : 6-8 minggu
- Umur dewasa : 4-10 bulan
- Umur dikawinkan : 6-12 bulan
- Masa perkawinan setelah beranak (calving interval): 1 minggu setelah anak disapih.
- Siklus kelamin : Poliestrus dalam setahun bisa 5 kali bunting
- Siklus berahi: Sekitar 2 minggu
- Periode estrus : 11 - 15 hari
- Ovulasi: Terjadi pada hari kawin (9 - 13 jam kemudian)
- Fertilitas: 1 - 2 jam sesudah kawin
- Jumlah kelahiran: 4- 10 ekor (rata-rata 6 - 8)
- Volume darah: 40 ml/kg berat badan
- Bobot dewasa: Sangat bervariasi, tergantung pada ras, jenis kelamin, dan faktor pemeliharaan.
II.3
Uraian Bahan
- Aquadest (FI Edisi III, Hal. 96)
Nama Resmi
:AQUA DESTILLATA
Sinonim
:Air Suling
Berat Molekul
18,02
Rumus Molekul
:H2O
Pemerian
:Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup baikK / P
:Zat Tambahan, pelarut. - Furosemid (FI Edisi III Hal. 262)
Nama Resmi
:FUROSEMIDUMSinonim
:FurosemidaPemerian
:Serbuk hablur putih, atau hampir putih, tidak berbau, hamper tidak berasa.Kelarutan
:Praktis tidak larut dalam air dan dalam kloroform P, larut dalam 75 bagian etanol (95%) P, dan dalam 850 bagian eter P, larut dalam larutan alkali hidroksida.Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup baik.K / P
:Diuretikum adalah obat yang dapat memperlancar pengeluaran urinFarmakokinetik
:Diuretik kuat terutama bekerja dengan cara menghambat reabsorbsi elektrolit Na+/K+/2Cl- di ansa Henle asendens bagian epitel tebal tempat kerjanya dipermukaan sel epitel bagian luminal (yang menghadap ke lumen tubuli). (Departemen Farmakologi dan Terapeutik,2007).Farmakodinamik
:Diuretik kuat mudah diserap melalui saluran cerna, dengan derajat yang agak berbeda-beda. Bioavailabilitas furosemid 65% sedangkan bumetenid hampir 100%. Obat ini terikat pada protei plasma secara ekstensif, sehingga tidak difiltrasi di glomerulus tetapi cepat sekali disekresi melalui sistem transport asam organik di tubuli proksimal (Departemen Farmakologi dan Terapeutik,2007). - Spironolakton (FI Edisi III Hal. 669)
Nama Resmi
:SPIRONOLAKTONUMSinonim
:SpironolaktonPemerian
:Serbuk, kuningtua, tidak berbau atau berbau asam asetat lemak rasa agak pahit.Kelarutan
:Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 80 bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian kloroform P dan dalam 100 bagian eter P.Penyimpanan
:Terlindung dari cahaya.K / P
:Diuretikum adalah obat yang dapat memperlancar pengeluaran urinFarmakokinetik
:Penghambatan kompetitif terhadap aldosteron. Obat ini hanya efektif bila teradapt aldosteron baik endogen maupun eksogen dalam tubuh dan efeknya dapat dihilangkan dengan meninggikan kadar aldosteron. Jadi dengan pemberian antagonis aldosteron, reabsorpsi Na+ dan K+ dihilir tubuli distal dan duktus koligentes dikurangi, dengan demikian ekskresi K+ juga berkurang.Farmakodinamik
:70% spironolakton oral diserap disaluran cerna, mengalami sirkulasi enterohepatik dan metabolisme lintas pertama. Ikatan dengan protein cukup tinggi. Metabolit utamnya, kanrenon, memperlihatkan aktivitas antagonis aldosteron dan turut berperan dalam aktivitas biologik spironolakton (Departemen Farmakologi dan Terapeutik,2007). - HCT (FI Edisi III Hal. 288)
Nama Resmi
:HYDROCHLORTHIAZIDUMSinonim
:Hidroklortiazida, HCTPemerian
:Serbuk hablur, putih atau hampir putih tidak berbau, agak pahit.Kelarutan
:Praktis tidak larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam 200 bagian etanol (95%) P, dan dalam 20 bagian aseton P, larut dalam larutan alkali hidroksida.Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup baik.K / P
:Diuretikum adalah obat yang dapat memperlancar pengeluaran urinFarmakokinetik
:Meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejumlah air. Hal ini disebabkan oleh penghambatan mekanisme reabsorpsi elektrolit pada hulu tubuli distal(Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2007).Farmakodinamik
:Absorpsi tiazid melalui saluran cerna baik sekali. Umumnya efek tampak setelah satu jam. Didistribusi ke seluruh ruang ekstrasel dan dapat melewati sawar uri, tetapi obat ini hanya ditimbun dalam jaringan ginjal saja. Dengan suatu proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal ke dalam cairan tubuli. Biasanya dalam 3-6 jam sudah diekskresi dari badan (Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 2007). - Na CMC (FI Edisi III Hal. 401)
-
NamaResmi
:NATRII CARBOXY METHYLCELLULOSUM
Sinonim
:Natrium Karboksimetil selulosa, Na. CMC
Pemerian
:Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading, tidak berbau atau hampir tak berbau, higroskopik.Kelarutan
:Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspensi koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P dan dalam pelarut organik lain.Penyimpanan
:Dalam wadah tertutup rapatK / P
:Zat Tambahan
BAB
III
METODE
KERJA
III.1
Alat dan Bahan
- Alat yang digunakan
- Batang pengaduk
- Gela kimia 50 mL
- Gelas ukur 50 mL
- Hot plate
- Kateter no.20
- Lumpang dan stamfer
- Spoit 3 mL, 10 mL
- Sendok tanduk
- Timbangan hewan
- Timbangan digital
- Bahan yang digunakan
- Aquadest
- Natrium CMC 1 %
- Tablet Furosemid
- Tablet HCT
- Tablet spironolakton
III.1
Cara Kerja
III.1.1
Penyiapan Bahan
- Pembuatan Mucilago Na.CMC 1% 600 mL
- Ditimbang Na.CMC 6 gram
- Dilarutkan dengan 600 mL air mendidih sampai terbentuk agregat kemudian tambahkan sedikit demi sedikit air mendidih sambil diaduk hingga terbentuk suspensi Na.CMC
- Pembuatan suspensi obat HCT 25 mg
- Ditimbang Obat
- Dihitung berat rata-rata Obat HCT
- Digerus obat dalam lumpang hingga halus
- Dimasukkan obat sesuai perhitungan serbuk yang harus ditimbang dalam gelas kimia
- Disuspensikan dengan Suspensi Na.CMC 1% hingga homogen
- Dipipet suspensi obat sesuai perhitungan volume pemberian.
- Pembuatan suspensi obat Furosemid 40 mg
- Ditimbang Obat
- Dihitung berat rata-rata Obat Furosemid
- Digerus obat dalam lumpang hingga halus
- Dimasukkan obat sesuai perhitungan serbuk yang harus ditimbang dalam gelas kimia
- Disuspensikan dengan Suspensi Na.CMC 1% hingga homogen
- Dipipet suspensi obat sesuai perhitungan volume pemberian.
- Pembuatan suspensi obat Spironolakton 25 mg
- Ditimbang Obat
- Dihitung berat rata-rata obat Spironolakton
- Digerus obat dalam lumpang hingga halus
- Dimasukkan obat sesuai perhitungan serbuk yang harus ditimbang dalam gelas kimia
- Disuspensikan dengan Suspensi Na.CMC 1% hingga homogen
- Dipipet suspensi obat sesuai perhitungan volume pemberian.
- Pembuatan suspensi obat Farsix 25 mg
- Ditimbang Obat
- Dihitung berat rata-rata obat Spironolakton
- Digerus obat dalam lumpang hingga halus
- Dimasukkan obat sesuai perhitungan serbuk yang harus ditimbang dalam gelas kimia
- Disuspensikan dengan Suspensi Na.CMC 1% hingga homogen
- Dipipet suspensi obat sesuai perhitungan volume pemberian.
III.1.2
Penyiapan Hewan Coba Kelinci (Oryctolagus cuniculus)
- Disiapkan hewan coba yang akan digunakan yaitu kelinci (Oryctolagus cuniculus)
- Dipilih hewan coba kelinci yang sehat, lincah dan berat badan yang sesuai standar.
- Dipuasakan hewan coba selang 3-4 jam sebelum dilakukan percobaan.
III.2.3
Perlakuan hewan coba kelinci (Oryctolagus Cuniculus)
- Hewan coba kelinci terlebih dahulu dipuasakan selama 3-4 jam dengan maksud agar lambung kosong sehingga obat cepat bereaksi
- Dilakukan penimbangan terhadap terhadap hewan
- Selanjutnya hewan uji kelinci diberi suspense obat:
- HCT sebanyak 8 mL
- Spirinolakton sebanyak 11,2 mL
- Farsix sebanyak 16,8mL
- Na.CMC (sebagai control) 15,2 mL
- Spirinolakton sebanyak 12,8 mL
- Diamati frekuensi diuresis setiap jam hingga 18 jam
- Dicatat hasilnya
B.
Perhitungan Bahan
1.
Furosemid 40 mg :
Dosis
Konversi = Dosis Lazim X Faktor Konversi
=
40 mg x 0,07
=
2,8/ 1,5 kg
=
1,866 mg/kg
Dosis
Pemberian =
x Dosis Konversi
= x 1,866 mg/kg
= x 1,866 mg/kg
=
3,110 mg/ 20 mL
=
0,155 mg/mL
Bobot
Furosemid yang dibutuhkan = 0,155 mg/mL
= 15,5 mg/100mL
Bobot
rata – rata tiap tablet =
= 0,169 g = 169 mg
Bobot
Yang Ditimbang =
x bobot rata-rata tablet
=
x 169 mg
= 65,4875 mg
Volume
pemberian =
x Volume maximal
=
x 20 mL
=
12,8 mL
2.
HCT 25 mg :
Dosis
Konversi = Dosis Lazim X Faktor Konversi
=
25 mg x 0,07
=
1,75 mg/1,5 kg
=
1,166 mg/kg
Dosis
Pemberian =
x Dosis Konversi
= x 1,166 mg/kg
= x 1,166 mg/kg
=
1,943 mg/ 20 mL
=
0,097 mg/mL
Berat
HCT yang di butuhkan untuk suspensi 100 mL = 0,097 mg/mL
=
9,71 mg/ 100 mL
Bobot
rata-rata tiap tablet =
= 0,155 gram
=
155 mg
Bobot
Yang Dibutuhkan =
x bobot rata-rata tablet
=
x 155 mg
= 60,202 mg
Volume
pemberian =
x Volume maximal
=
x 20 mL
=
12 mL
- Spirinolakton 25 mg :
Dosis
Konversi = Dosis Lazim X Faktor Konversi
=
25 mg x 0,07
=
1,75 mg/1,5 kg
=
1,166 mg/kg
Dosis
Pemberian =
x Dosis Konversi
= x 1,166 mg/kg
= x 1,166 mg/kg
=
1,9443 mg/ 20 mL
=
0,0972 mg/mL
Untuk
pembuatan suspensi 100 mL = 9,72 mg/100mL
Berat
Spirinolakton yang ditimbang =
= 0,249 g
=249 mg
Bobot
Yang Dibutuhkan =
x bobot rata-rata tablet
=
x 249 mg
= 96,8112 mg
Volume
pemberian =
x Volume maximal
=
x 20 mL
=
11,6 mL
- Farsix 40 mg :
Dosis
Konversi = Dosis Lazim X Faktor Konversi
=
40 mg x 0,07
=
2,8 mg/1,5 kg
=
1,866 mg/kg
Dosis
Pemberian =
x Dosis Konversi
= x 1,866 mg/kg
= x 1,866 mg/kg
=
3,111 mg/ 20 mL
=
0,155 mg/mL
Berat
farsix untuk suspensi 100 mL = 0,155mg/100mL= 15,5 mg/100mL
Bobot
rata-rata tiap tablet = 0,125 gram = 125 mg
Bobot
Yang Dibutuhkan =
x bobot rata-rata tablet
=
x 125 mg
= 48,593 mg
Volume
pemberian =
x Volume maximal
=
x 20 mL
=
11,2 mL
- Na. CMC 1%, 600 mL = 1% = x 100 %
1%
=
x 100%
g
= 6 gram
Volume
pemberian =
x Volume maximal
=
x 20 mL
=
11,2 mL
BAB
V
PEMBAHASAN
Percobaan
yang kami lakukan, yakni pada praktikum farmakologi II adalah
percobaan obat diuretik. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui
daya dan kekuatan suatu obat diuretik serta membandingkan obat
diuretik satu dengan yang lainnya.
Hewan
coba yang kami gunakan adalah kelinci dengan berat badan 1,6 kg
dengan sampel obat adalah Furosemid 40 mg. Secara keseluruhan
bahan-bahan yang digunakan adalah tablet HCT (Hidrochlortiazida) 25
mg, tablet Spironolakron 25 mg tablet Furosemida 40 mg, tablet Farsix
40 mg, Na CMC 1%, tablet Spironolakton 25 mg dan Aquadest. Adapun
alat yang digunakan adalah alat suntik dan jarum oral, batang
pengaduk, kandang metabolisme, kertas perkamen, gelas kimia, gelas
ukur, dan menggunakan 2 macam timbangan, timbangan digital dan
timbangan hewan untuk menimbang berat badan kelinci.
Setiap
kelompok menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, menghitung
bahan yang akan dibuat dan yang akan diberikan dalam bentuk
suspensi, sesuai dengan berat badan kelinci yang digunakan
masing-masing kelompok.
Pemberian
suspensi furosemid secara pelan-pelan lalu mengamati dan mencatat
volume atau frekuensi kencing selama 18 jam. Furosemid yang kami
timbang adalah 65,4875 mg, dan kami berikan secara oral sebanyak 12,8
mL.
Na
CMC digunakan sebagai control dan sampel lain yang digunakan
merupakan obat diuretik yang memiliki efek yang berbeda-beda, yakni
yang berdasarkan penggolongan obatnya:
- HCT (Hidrochlortiazida) merupakan macam obat diuretik yang termasuk golongan derivate tiazida, efeknya lebih lemah dan lambat, juga lebih lama (6-48 jam).
- Spironolakton merupakan obat diuretik yang termasuk golongan diuretika penghemat kalium. Obat ini memiliki efektivitas yang rendah dan lambat tetapi karna dalam dosis tinggi yakni 100 mg menyebabkan frekuensi diuretik yang lebih besar, namun bila obat ini dalam dosis rendah, sebaliknya dikombinasikan dengn golongan derivate thiazida agar aktivitasnya meningkat dan dalam praktikum ini yang didapat hasil bahwa obat ini efeknya lambat, namun frekuensi diuresisnya lama.
- Furosemida dan farsixnya merupakan obat diuretik yang termasuk golongan diuretika lengkungan. Obat ini berefek kuat dan pesat dengan masa kerja yang relatif singkat.
Dari
hasil pengamatan, didapatkan hasil bahwa obat diuretik yang paling
bagus adalah Farsix, hingga pada jam ke 18 frekuensi kencing mencapai
13 kali dibanding obat yang lain. Padahal bila dilihat dari
penggolongan obatnya tablet Furosemid seharusnya lebih efektif cara
kerjannya dari pada tablet farsix, hal ini dikarenakan beberapa
faktor yaitu :
- Adanya kesalahan pemberian suspensi, yaitu pada saat pemberian suspensi jumlah yang diberikan tidak sesuai dari dosis pemberian karena banyak yang terbuang.
- Perlakuan hewan coba, dalam keadaan stress kemungkinan besar dalam pengeluaran urin akan terhambat.
- Faktor lingkungan, pada suhu panas sekresi urin berkurang sedangkan pada suhu dingin sekresi urin mengalami peningkatan.
BAB
V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Berdasarkan
dari hasil percobaan yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
- Obat-obat yang digunakan sebagai diuretik diantaranya tablet HCT, tablet Farsix, tablet Spironolakton, dan tablet Furosemid
- Obat yang bekerja kuat dan pesat atau yang paling efektif sebagai diuretik yaitu tablet Farsix, hal ini terjadi karena pada saat perlakuannya berjalan dengan baik yaitu dengan frekuensi pengeluaran urin 13 kali dalam 18 jam.
V.2
Saran
Diharapkan
kepada seluruh praktikan agar pada saat melakukan praktikum selalu
mengikuti peraturan dan tata tertib yang telah ditentukan dan selalu
menanamkan kedisiplinan dan kerja sama anggota kelompok.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2010. KELINCI. (diakses
tanggal 10 April 2013)
Depkes
RI. 1979. FARMAKOPE INDONESIA EDISI III. Jakarta
Depkes
RI. 1995. FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV. Jakarta
Departemen
Farmakologi dan Terapeutik, 2007. FARMAKOLOGI DAN TERAPI, FKUI.
Jakarta
Kamal
Akhi,2012. Mengenal morfologi kelinci. (diakses tanggal 10 April
2013)
LAMPIRAN
Gambar
Praktikum
Gambar
01: Penimbangan Hewan Coba Kelinci (Oryctolagus
cuniculus).
Gambar
02: Pemberian Suspensi Furosemid
secara Oral Pada Hewan Coba Kelinci (Oryctolagus
cuniculus).
1xbet korean | Kole, Bola, 1xbet, Bonus Code, Review
BalasHapus1xbet korean. 1xbet korean is a very popular and unique sportsbook in North America. One worrione of the best things about this 1xbet korean online sportsbook is its 샌즈카지노